Banyuwangi - Teka-teki mengenai penyebab kematian Hendrik Irwanto, pria bertato yang ditemukan meninggal di Sungai Pandan Dusun Sagat, Desa Tamanagung, Kecamatan Cluring, Banyuwangi Jawa Timur, dibeberkan oleh dr Solakhudin. Dokter Kepala Instalasi Kamar Jenazah RSUD Blambangan Banyuwangi ini menjelaskan bagaimana Hendrik Irwanto meregangkan nyawa.
Menurut dr Solakhudin, korban yang diketahui sebagai warga Desa Rejoagung, Kecamatan Srono tersebut masih bernafas saat tubuhnya terendam di aliran sungai. "Kalau melihat hasil pemeriksaan juga ada cairan atau air yang masuk ke dalam saluran pernafasan. Korban masuk ke dalam air masih sempat bernafas, " katanya.
Baca juga:
Sebar Hoak, Pensiunan PNS Minta Maaf ke KSAD
|
Keterangan Solakhudin ini merupakan hasil dari otopsi yang dilakukannya. Otopsi dilakukan karena pihak keluarga korban sempat meminta kepada aparat Polresta Banyuwangi. "Yang jelas dari hasil otopsi ditemukan beberapa luka robek dan luka memar di bagian kepala, " terang Kepala Instalasi Kamar Jenazah RSUD Blambangan.
Solakhudin juga menambahkan, setelah dilakukan pemeriksaan ditemukan ada pendarahan di bawah kulit kepala. Ada juga pendarahan di bawah selaput otak. "Untuk luka di bagian wajah diakibatkan trauma benda-benda di sekitarnya. Benda itu seperti batu atau benda keras tapi tidak tajam atau tidak rata. Makanya tepi lukanya tidak rata dan lukanya tidak beraturan, " terangnya.
Mengenai penyebab kematian korban, Solakhudin memberikan jawaban yang jelas sesuai hasil otopsi. "Kematian itu akibat mengalami pendarahan di bawah selaput otak dan menghirup air. Faktornya akibat trauma benda-benda di sekitarnya, " pungkasnya. (HR)