Akhir-akhir ini nama Wadas menjadi bahan perbincangan seantero negeri, kekerasan oknum aparat yang terlibat dalam acara pengukuran lahan pada lahan tambang andesit yang ditolak sebagian warga, tentu menjadi sebuah fenomena arogansi korporasi dalam melakukan kegiatan usahanya.
Baca juga:
Songkok dan Jubah Datuk Karaeng Pattas
|
Fenomena menggunakan pendekatan pengerahan kekuatan aparat tentu bukan menjadi barang baru seperti dalam penanaman kabel yang pernah terjadi pada PT. BSI beberapa tahun lalu.
Hal ini tentu wajib diwaspadai oleh para pegiat masyarakat ketika sinyalemen akan dimulainya eksplorasi Gunung Salakan yang menjadi bagian dari IUP PT. BSI yang sampai saat ini terus mendapatkan tantangan dari masyarakat sekitar Gunung Salakan.
Sebagaimana layaknya sebuah surat ijin tentu explorasi juga ada tenggat waktunya maka tentu investasi besar ini akan menjadi pertaruhan bagi korporasi kalau tidak segera dilakukan explorasi di salakan, bisa bisa ijin explorasi yang mereka miliki expired (kadaluarsa).
Gunung Salakan ini menjadi salah satu bagian dari mata pencaharian warga ketika keadaan laut sedang tidak memungkinkan untuk melaut, ada sumber ekonomi warga berupa tanah untuk bercocok tanam sebagai salah satu upaya penguatan ekonomi warga.
Explorasi pada dasarnya adalah sebuah proses awal sebelum gunung tersebut untuk di exploitasi mineralnya, tentu ini menjadi ancaman bagi keberlangsungan hidup bagi warga yang menggantungkan hidupnya di Gunung Salakan.
Tentu ini menjadi sebuah PR bagi warga dan kita semua apakah menerima kalau pada akhirnya Salakan akan senasib dengan Tumpang Pitu. Hari ini memang kegiatan explorasi belum menggeliat tapi adanya issue pengembangan baru maka sepertinya Salakan akan menjadi target terdekat dari korporasi ini.
Oleh karenanya Salakan kini memanggil para aktivis, mahasiswa dan masyarakat untuk bersama sama melakukan penolakan terhadap rencana explorasi tanpa harus melanggar hukum bahkan bila perlu melakukan class action agar keangkaramurkaan korporasi bisa di hentikan untuk melakukan perusakan lingkungan kembali.
Sudahi perdebatan kita semua wajib waspada dengan semua intrik dan aroma wadasisasi yang menggunakan pengerahan oknum aparat dan adu domba antar warga masyarakat.
Gaungkan #savesalakan #salakanmemanggil #jangantambangsalakan sebagai alarm calling solidarity semua anak bangsa yang masih punya nurani melawan korporasi tambang.
Penulis: Fajar Isnaini, Akademisi dan Ketua Kaukus Muda Banyuwangi.
Baca juga:
Bahtsul Masail dan Kiai Zaini Mun'im
|